Membangun Kepemimpinan yang Berintegritas untuk Menguatkan Budaya Kerja Penyelenggara Pemilu

Penyelenggaraan pemilu bukan hanya soal teknis tahapan dan manajemen logistik. Di balik seluruh proses demokrasi yang kita jalankan, terdapat fondasi yang jauh lebih mendasar: kepemimpinan yang berintegritas, budaya kerja yang sehat, serta komitmen kolektif untuk melayani publik dengan sepenuh hati.

Sebagai Ketua KPU Kabupaten Karawang, saya percaya bahwa kualitas kepemimpinan di lingkungan penyelenggara pemilu bukan diukur dari jabatan atau kewenangan, melainkan dari nilai-nilai yang menggerakkan setiap langkah kami.

Ada empat nilai kepemimpinan yang saya yakini sangat relevan dalam konteks KPU hari ini, yaitu: Integrity, Intelligence, Initiative, dan Intimacy. Keempat nilai ini bukan hanya konsep, tetapi harus menjadi standar perilaku individu dan budaya lembaga.

  1. Integrity, Fondasi Kepercayaan Publik

Integritas adalah nafas dari penyelenggaraan pemilu. Tanpa integritas pribadi dan kelembagaan, seluruh kerja keras teknis akan kehilangan makna.

Di KPU Kabupaten Karawang, integritas kami wujudkan dalam berbagai bentuk:

  1. Keterbukaan informasi kepada publik melalui website, media sosial, dan publikasi resmi setiap tahapan.
  2. Kepatuhan pada regulasi tanpa pengecualian, termasuk dalam proses seleksi badan adhoc, verifikasi dokumen pencalonan, hingga rekapitulasi suara.
  3. Penjagaan independensi dari segala bentuk intervensi politik maupun kepentingan eksternal.

Integritas bukan hanya soal tidak melakukan pelanggaran. Integritas adalah pilihan untuk tetap berada pada rel yang benar, bahkan ketika tidak ada yang melihat.

  1. Intelligence, Kemampuan Memahami, Mengelola, dan Mengantisipasi

Pemilu bukan sekadar agenda lima tahunan; ia adalah operasi kompleks yang menuntut kemampuan berpikir strategis, pemecahan masalah, dan adaptasi cepat.

Nilai Intelligence bagi kami berarti:

  1. memahami dinamika demografi Karawang yang terus berubah,
  2. membaca potensi kerawanan di tiap kecamatan,
  3. mengelola data pemilih dengan ketelitian tinggi,
  4. serta mengantisipasi tantangan teknologi dalam pemilu modern.

Sebagai contoh, dalam pemutakhiran data pemilih, kami memastikan penggunaan basis data yang selalu diperbarui, supervisi melekat ke PPK dan PPS, serta penerapan mekanisme cross-check untuk meminimalisasi kesalahan data. Kecermatan dan ketepatan ini adalah wujud nyata dari kepemimpinan berbasis intelligence.

    1. Initiative, Bergerak Lebih Dulu, Bertindak Lebih Cepat

Penyelenggara pemilu tidak boleh bersifat reaktif. Kami harus proaktif dan selalu satu langkah di depan.

Nilai Initiative di KPU Kabupaten Karawang tercermin dalam:

  1. penyusunan mitigasi risiko tahapan yang dilakukan sebelum potensi masalah muncul,
  2. pendampingan lebih awal kepada badan ad hoc melalui bimbingan teknis,
  3. serta inovasi pelayanan publik seperti ruang konsultasi tatap muka dan layanan informasi cepat via kanal digital.

Salah satu contoh inisiatif yang kami lakukan adalah penguatan literasi kepemiluan bagi pemilih pemula, bukan hanya menjelang pemilu, tetapi dilakukan secara berkesinambungan melalui kerja sama dengan sekolah dan perguruan tinggi. Dengan inisiatif ini, KPU Karawang ingin memastikan bahwa pendidikan demokrasi tidak menunggu momentum, tetapi berjalan sepanjang waktu.

4. Intimacy, Kedekatan yang Membangun Rasa Aman

Dalam ilmu kepemimpinan modern, intimacy bukan soal kedekatan personal, melainkan kemampuan pemimpin menciptakan rasa aman, keterbukaan, dan kepercayaan.

Di KPU Kabupaten Karawang, intimacy kami bangun melalui:

  1. komunikasi internal yang terbuka dan saling menghargai,
  2. ruang diskusi yang aman bagi staf dan badan ad hoc untuk menyampaikan pendapat,
  3. kepemimpinan yang tidak berjarak dan bersedia turun langsung ke lapangan.

Ketika staf, PPK, dan PPS merasa aman untuk berbicara, apalagi dalam situasi tekanan pemilu maka keputusan yang dihasilkan akan lebih jernih dan akurat. Intimacy membuat kita mampu bekerja sebagai satu ekosistem yang saling mendukung.

 

Integritas Pribadi dan Integritas Lembaga: Dua Hal yang Saling Menguatkan

Sering kali orang berpikir bahwa integritas lembaga cukup dijaga melalui sistem dan aturan. Padahal, integritas lembaga tidak akan berdiri tanpa integritas pribadi orang-orang di dalamnya.

Kami di KPU Kabupaten Karawang terus membangun budaya:

  1. disiplin dan profesionalisme,
  2. saling mengingatkan dalam kebaikan,
  3. keberanian menolak intervensi,
  4. dan komitmen menjalankan tugas dengan setia.

Setiap individu, mulai dari komisioner hingga staf, memegang peran penting sebagai penjaga marwah lembaga. Integritas bukan hanya urusan pimpinan; integritas adalah milik kita bersama.

 

Budaya Kerja: Dari Nilai Menjadi Kebiasaan

Keempat nilai yaitu: Integrity, Intelligence, Initiative, dan Intimacy, harus terwujud dalam budaya kerja sehari-hari.

Budaya ini kami terapkan melalui:

  1. rapat evaluasi yang rutin dan terbuka,
  2. pola koordinasi yang rapi dengan PPK/PPS,
  3. penghargaan terhadap kinerja yang baik,
  4. serta pembiasaan menjaga komunikasi yang etis dengan seluruh pemangku kepentingan.

Dengan membangun budaya kerja yang sehat, kita menyiapkan pondasi kuat bagi penyelenggaraan pemilu yang lebih berkualitas di masa depan.

 

KPU Kabupaten Karawang akan terus berkomitmen menjalankan nilai-nilai Integrity, Intelligence, Initiative, dan Intimacy dalam setiap langkah, demi mewujudkan pemilu yang luber, jurdil, dan dipercaya publik.

Karena pada akhirnya, legitimasi demokrasi berawal dari kepercayaan masyarakat dan kepercayaan itu hanya bisa tumbuh melalui kepemimpinan yang berintegritas.



Mari Fitriana
Ketua KPU Kabupaten Karawang 

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 472 Kali.